BAB I
SISTEM REPRODUKSI PADA TUMBUHAN.
Reproduksi pada tumbuhan berlangsung
melalui 2 cara yaitu vegetatif dan generatif. Namun, tidak semua tumbuhan dapat
melakukan reproduksi vegetatif. Ada tumbuhan yang hanya bereproduksi secara
generatif saja. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan sering disebut juga propagasi
vegetatif. Propagasi vegetatif dapat terjadi secara alami maupun dengan
bantuan manusia.
1.1 Reproduksi
secara vegetatif alami
Ada beberapa cara tumbuhan melakukan
propagasi vegetatif alami, antara lain dengan umbi lapis, umbi batang, rizom,
tunas liar (adventif), tunas, geragih, spora, dan fragmentasi.
v Spora
Reproduksi dengan spora biasanya
terjadi pada lumut dan tumbuhan paku. Spora tumbuhan lumut dibentuk oleh
geneasi sporofitnya, yaitu di dalam sporangium (kotak spora). Spora tumbuhan
paku dihasilkan oleh daun fertile (sporofil) pada permukaan bawah daun
fertile(sporofil) pada permukaan bawah daun atau di tepi-tepi daun.
v fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan
dengan cara memisahkan diri dari koloni induknya dan tumbuhan menjadi indifidu
baru. Pada umumnya, fragmentasi terjadi pada ganggang hijau yang berbentuk
filament, misalnya Hydrodictin sp.
v Tunas
Biasanya
tunas muncul pada tumbuhan yang telah dewasa (tua). Tunas ini dapat muncul dari
akar,batang,atau daun.
Pembentukan tunas batang misalnya
terjadi pada tumbuhan bamboo, tebu, dan pisang. Tunas akar misalnya pada
tumbuhan cemara, sukun, kesemek. Tunas daun pada tumbuhan cocor bebek.
Tunas-tunas yang muncul selain pada batang dinamakan tunas adventif (liar).
v Umbi lapis
Umbi
lapis adalah batang yang tumbuh dibawah tanah. Bentuk umbi lapis menggelembung
,berair dan memiliki sisik-sisik daun yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Umbi
lapis memilliki tunas samping (anak umbi lapis) yang tumbuh di antara
daun.Tunas samping akan tumbuh menjadi individu baru dan memisahkan diri dari
induknya. Tumbuhan yang membentuk umbi lapis antara lain bawang merah Daffodil.
v Umbi batang (Tuber)
Umbi batang adalah batang yang
menggelembung di bawah tanah. Umbi batang berisi cadangan makanan. Pada umbi
batang terdapat mata tunas-mata tunas yang kelak tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Umbi batang terdapat antara lain pada kentang.
v Rizom
Rizom adalah batang yang tebal dan
tumbuh di bawah tanah. Pada rizom terdapat tunas, sisik-sisik daun, dan
antarruas. Jika rizom terpisah dari induknya maka akan tumbuh menjadi individu
baru. Rizom terdapat pada tumbuhan Zingiberaceae, bamboo, dahlia, dan beberapa
jenis rumput.
v Stolon (Geragih)
Stolon sering kita lihat pada
rumout-rumputan liar. Stolon merupakan batang yang menjalar di permukaan atau
di bawah tanah. Panjang stolon ini bisa bermeter-meter. Di sepanjang stolon
tumbuh tunas-tunas liar yang kelak akan tumbuh menjadi indifidu baru.
Stolon yang menjulur di atas tanah
misalnya pegagan (Centella asiatic) dan stroberi (Fragraria fesca), sedangkan
yang menjalar di bawah tanah misalnya rumput teki (Cypcrus rotundus).
1.2 Reproduksi
Vegetatif secara Buatan.
Reproduksi secara buatan merupakan
cara reproduksi dengan campur tangan manusia. Reproduksi cara ini bertujuan
agar tumbuhan segera menghasilkan buah yang berkualitas dan dalam jumlah yang
lebih banyak serta tahan terhadap serangan penyakit. Reproduksi secara buatan
ini dapat melakukan bermacam-macam cara, antara lain stek, cangkok, mengenten,
okulasi, dan merunduk.
v Stek
Stek adalah cara perkembangbiakan
dengan menggunakan potongan-potongan batang atau cabang, terutama pada daerah
yang berbuku-buku, misalnya tanaman Hibiscus tiliaceus (waru) dan Saccharum
officinarum (tebu).
v Cangkok
Cangkok adalah cara perkembangbiakan
dengan membuang sebagian kulit dan kambium secara melingkar pada cabang batang,
lalu ditutup dengan tanah yang kemudian dibungkus dengan pembalut (sabut atau
pelastik). Setelah akar tumbuh , batang dipotong kemudian ditanam. Cangkok
hanya dapat dilakukan pada tumbuhan yang tergolong dikotil, terutama
buah-buahan.
v Mengenten
Mengenten adalah menyambung dua
jenis tumbuhan yang -berbeda. Mula-mula biji tumbuhan disemaikan. Setelah
tumbuh sebesar yang diinginkan, lalu dipotong dan disambung dengan potongan
cabang/ranting jenis tumbuhan lain yang kualitasnya lebih baik dan diameter
batangnya kurang lebih sama, lalu dibalut dan diikat dengan kuat.
v Okulasi (Menempel)
Okulasi pada dasarnya sama dengan
mengenten, tetapi tumbuhan yang ditaruh di atas hanya diambil mata tunasnya
saja. Kedua macam tumbuhan yang diokulasi biasanya mempunyai
kelebihan-kelebihan tersendiri, misalnya tumbuhan jeruk yang perakarannya kuat,
buahnya sedikit dan kecil-kecil dengan tumbuhan jeruk yang perakaran lemah
namun dapat berbuah banyak dan besar-besar.
v Merunduk
Merunduk adalah menundukkan
cabnag/batang tumbuhan hingga masuk ke dalam tanah. Pada bagian yang ditimbun
tanah tersebut kemudian akan muncul akar. Setelah perakaran kuat, lalu batang
dipotong dan dipisahkan dengan induknya.
Reproduksi vegetatif buatan yang
memanfaatkan kemajuan teknologi adalah dengan system kultur jaringan. Kultur
jaringan adalah menanam/mengkultur sel tumbuhan dalam medium buatan yang
dilengkapi hormone. Dari sel tersebut akan tumbuh individu baru yang sama
dengan induknya.
Keuntungan-keuntungan reproduksi
secara vegetatif buatan antara lain, sifat-sifat tumbuhan hasil reproduksi sama
dengan sifat-sifat tumbuhan induknya dan cepat menghasilkan buah.
Kekurangan-kekurangannya antaralain system perakaran kurang kuat, terutama yang
dilakukan dengan stek atau cangkok; dan jika tanaman dipotong ranting-rantngnya
maka dapat menyebabkan menurunnya pertumbuhan.
1.3 Reproduksi
Generatif.
Perkembangan khusus untuk tumbuhan
Spermatophyta melalui dua peristiwa pentng, yaitu penyerbukan dan pembuaha.
Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari di kepala putik untuk tumbuhan
Gymnospermae.
Berdasarkan asal serbuk sari,
penyerbukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, perhatikan tabel berikut
ini!
Jenis penyerbukan
|
Asal serbuk sari
|
Autogami (penyerbukan sendiri)
|
Dari satu bunga yang sama
|
Geitonogami (penyerbukan tetangga)
|
Dari bunga lain dalam satu pohon
|
Alogami (penyerbukan silang)
|
Dari bunga pohon lain yang masih
satu spesies
|
Bastar
|
Dari bunga lain yang berasal dari
varietas lain
|
Agar serbuk sari sampai ke kepala
putik maka dalam penyerbukan ada hal-hal yang menjadi perantaranya, antara lain
angin, air, hewan, dan manusia.
v Angin (Anemogami)
Anemogami adalah sampainya serbuk
sari ke kepala putik dengan bantuan angina. Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya
secara anemogami adalah sebagai berikut:
- bunga tidak berwarna cerah, biasanya hijau, dan tidak terdapat kelopak bunga
- bunga tidak berbau
- tidak memiliki kelenjar madu
- benang sari bertangkai panjang dan berjumbai di luar bunga
- putik melekat di tengah
- serbuk sari sangat banyak, kecil seperti bubuk, kering, ringan, dan permukaannya halus
- struktur bunga sederhana
- putik berbentuk spiral atau pensil sehingga membentuk permukaan yang lebih besar untuk memudahkan menangkap serbuk sari.
Anemogami dapat terjadi pada
rumput-rumputan.
v Air (Hidrogami)
Hidrogami artinya sampainya serbuk
sari ke kepala putik dengan bantuan air. Hidrogami lazim terjadi pada tumbuhan
air, misalnya Hydrilla, eceng gondok, dan teratai.
v Hewan (Zoidiogami)
Penyerbukan dengan perantara hewan
biasanya dilakukan oleh serangga, burung, kelelawar, dan siput.
Hewan-hewan yang berperan dalam
penyerbukan disebut polinator dan peristiwa penyerbukannya disebut polinasi.
v Entomogami
Entomogami adalah penyerbukan dengan
perantara serangga. Entomogami biasanya terjadi pada tumbuhan yang menghasilkan
madu dan serbuk sari. Contoh hewannya, antara lain kupu-kupu, lalat, kumbang,
dan lebah.
Saat mengisap madu, tubuh serangga
tertempel serbuk sari, dan jika serangga beralih ke bunga lain atau menyentuh
kepala kepala putik tersebut sehingga terjadilah penyerbukan.
Ciri-ciri bunga yang diserbuki oleh
serangga adalah sebagai berikut:
- mahkota dan benang sari berwarna cerah
- memiliki kelenjar madu
- benang sari di dalam bunga
- anthera (kepala sari) bersatu di bagian dasar atau belakangnya
- serbuk sari hanya sedikit, besar seperti tepung, berat, lengket, dan kadang-kadang permukaannya berukir
- putik lengket dan kecil
- struktur bunga termodifikasi untuk tempat mendarat dan makan bagi serangga
- bunga berbau harum
- Ornitogami
Ornitogami adalah penyerbukan dengan
bantuan burung. Bunga yang dipolinasi oleh burung biasanya mengandung madu dan
air, serta berwarna merah atau mengandung unsure warna merah karena burung peka
terhadap warna ini. Selain itu, bentuk bunga yang diserbuki burung biasanya
khusus. Contohnya, bunga yang diserbuki oleh burung kolibri memiliki tabung
nectar yang panjang dan sempit. Burung kolibri menjilat madu dengan lidahnya
yang tipis dan panjang.
v Kelelawar (Kripterogami)
Kripterogami adalah penyerbukan
dengan bantuan kelelawar. Bunga yang dipolinasi oleh kelelawar biasanya mekar
di malam hari, berukuran besar, berwarna cerah, dan letaknya tidaknya
tersembunyi.
v Siput (Malakogami)
Malakogami adalah penyerbukan yang
terjadi dengan bantuan siput. Malakogami terjadi pada tumbuhan yang sering
dikunjungi siput.
v Manusia (Antropogami)
Antropogami adalah penyerbukan yang
sengaja dilakukan oleh manusia, misalnya penyerbukan pada bunga tumbuhan vanili
dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan dengan perantara manusia biasanya
dilakukan karena bunga tersebut tidak dapat menyerbuk sendiri atau karena
manusia ingin melakukan persilangan buatan untuk mencari varietas-varietas
baru.
Pembahasan reproduksi generatif pada
tumbuhan akan dibagi menjadi dua, yaitu kelas Angiospermae dan Gymnospermae.
Berikut akan dibahas satu persatu.
2.1 Pembuahan
pada Gymnospermae
Dalam membahas pembuahan pada
Gymnospermae diambil contoh Pinus merkusi.
Pada tumbuhan berduri jarum
(konifer), misalnya pinus, gamet jantan dan betina dihasilkan dalam konus
(strobilus). Konifer bersifat heterospora, artinya menghasilkan mikrospora
(gamet jantan) dan megaspora (gamet betina). Mikrospora akan tumbuh menjadi dua
mikrosporangia di dalam tiap mikrosporofil konus jantan, sedangkan megaspora tumbuh
menjadi 2 megasporangia (ovulum) di tiap megasporofil konus betina . Ukuran
konus jantan lebih kecil dibandingkan konus betina.
Konus jantan melepaskan mikrospora
(serbuk sari) yang bersayap satu pasang yang kemudian akan diterbangkan ke
konus betina. Mikrospora (serbuksari) kemudian menempel pada tetes penyerbukan.
Proses
penyerbukan
Serbuk sari yang sampai pada tetes
penyerbukan terdiri dari dua sel, yaitu sel generatif dan sel vegetatif. Serbuk
sari akan terisap masuk lewat mikrofil ke dalam ruang bakal biji (ruang
serbuk). Di dalam ruang serbuk, serbuk sari kemudian tumbuh membentuk buluh
serbuk sari. Buluh serbuk sari mulai menembus nuselus. Pembuahan terjadi
kira-kira satu tahun setelah penyerbukan. Selama satu tahun tersebut, sel induk
megaspora dalam nuselus melakukan meiosis menghasilkan 4 sel haploid. Satu sel
haploid bertahan sebagai megaspore yang kemudian membelah berkali-kali
membentuk gametofit betina yang belum dewasa, sementara 3 inti haploid sisanya
berkembang menjadi dua arkegonium yang masing-masing mengandung telur. Saat
inilah telur sudah siap dibuahi.
Saat pembuahan, buluh serbuk sari
bergerak ke ruang sarkegonium Bersamaan dengan itu, sel generatif membelah
menjadi dua, yang satu disebut dislokator (sel dinding) dan yang lain
disebut sel spermatogen. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua
spermatozoid yang bentuknya seperti rumah siput dengan rambut getar yang
tersusun dalam satu spiral.
Sesampainya di ruang arkegonium, sel
vegetatif lenyap dan spermatozoid dilepaskan ke dalam ruang arkegonium yang
berisi cairan sehingga spermatozoid dapat berenang-renang
Didalamnya .kemudian terjadilah
pembuahan sel telur oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot sebagai calon
embrio.
Semua sel telur dalam arkegonium
mungkin dibuahi, tetapi hanya satu zigot yang berkembang menjadi embrio. Embrio
pinus mengandung akar rudiment (belum sempurna) dan beberapa daun-daun embrio
yang disebut kotiledon.
Pembuahan pada Gymnospermae disebut
pembuahan tunggal karena hanya terjadi satu kali pembuahan, yaitu antara
spermatozoid dengan sel telur.
2.2 Pembuahan
pada Angiospermae
Organ reproduksi Angiospermae adalah
bunga. Bunga terdiri atas kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari
(stamen), dan putik (pistillum). Yang berfungsi sebagai alat kelamin betina
adalah putik.
Benang sari terdiri atas kepala sari
(anthera) dan tangkai sari (filament). Gamet jantan (serbuk sari) dibentuk
dalam kepala sari. Di dalam kepala sari terdapat ruang-ruang serbuk sari yang
jumlahnya tergantung spesiesnya. Di tiap ruang serbuk sari terdapat sejumlah
mikrosporofit yang bersifat diploid. Mikrosporosit-mikrosporosit membelah
secara meiosis menjadi 4 mikrospora. Tiap mikrospora lalu berkembang menjadi
mikrospora dewasa atau serbuk sari (pollen). Tiap serbuk sari mengandung 1 inti
generatif dan 1 ssel tabung yang siap untuk membuahi.
Putik terdiri atas kepala putik
(stigma), tangkai putik (stilus), dan ovarium yang berisi ovulum (bakal biji).
Kepala putik berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari, tangkai putik
berfungsi sebagai tempat lewatnya buluh serbuk, dan ovarium adalah tempat
pembentukan gamet betina atau sel induk megaspora (kandung lembaga).
Sel tersebut membelah secara meiosis
membentuk 4 sel, tetapi hanya satu yang bertahan menjadi megaspore.
Inti sel megaspora ini kemudian
membelah menjadi dua, dan tiap-tiap inti membelah menjadi dua, dan tiap-tiap
inti membelah lagi dua kali berturut-turut dan akhirnya menjadi delapan inti.
Selanjutnya, tiga inti menempatkan diri di bagian dinding dan disebut antipoda
dan satu inti menuju ketengah; tiga inti lainnya menempatkan diri pada
daerah dekat mikrofil dan satu inti menuju ketengah. Dua dari tiga inti di
dekat mikrofil tersebut yang berada di tepi dinamakan sinergid (sel
pengiring) dan yang di tengah adalah sel telur (ovum). Adapun inti-inti yang
menuju ke tengah kemudian melebur menjadi inti yang diploid (2n) dan dinamakan
inti kandung lembaga sekunder (inti sel polar).
Pembuahan pada Angiospermae diawali
oleh peristiwa penyerbukan, yaitu sampainya serbuk sari pada kepala putik.
Melekatnya serbuk sari karena adanya zat perekat yang dihasilkan oleh kepala
putik. Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang kemudian dengan gerak
kemotropi bergerak ke bakal biji di dalam bakal buah.
Pada saat serbuk sari tumbuh menjadi
buluh serbuk sari, dinding luarnya (eksin) pencah dan dinding dalamnya (intin)
larut lalu tumbuh memanjang.
Di dalam buluh serbuk sari, sel
generatif membelah secara mitosis membentuk 2 sperma (gamet jantan), sedangkan
inti vegeratif tidak membelah.
Buluh serbuk sari yang jumlahnya
banyak menuju ke bakal bji (kandung lembaga). Setelah sampai pada mikrofil,
inti vegetatif berdegenerasi kemudian lenyap. Inti generatif (sperma) masuk dan
terjadilah pembuaha. Salah satu sperma membuahai sel telur (ovum) yang kemudian
tumbuh menjadi embrio, dan satu sperma yang lain membuahi inti kandung lembaga
sekunder yang kemudian menjadi endosperma. Endosperma berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Dengan demikian, terjadilah dua macam pembuahan,
oleh sebab itu dinamakan pembuahan ganda. Selang waktu antara terjadinya
peristiwa penyerbukan sampai pembuahan relative singkat.
Pada peristiwa pembuahan, jika inti
generatif masuk melalui mikrofil dinamakan porogami, dan jika tidak
melalui mikrofil disebut aporogami. Bilamana melalui kalaza disebut kalazogami.
Menurut asal terbentuknya, embrio
dapat terjadi secara amfimiksis dan apomiksis. Amfimiksis adalah
terbentuknya embrio melalui peleburan sperma dan ovum, sedangkan apomiksis
adalah terbentuknya embrio tanpa melalui peleburan sperma dan ovum.
Apomiksis dapat terjadi karena
adanya peristiwa berikut ini.
- Partenogenesis; merupakan pembentukan embrio dari sel tanpa di buahi oleh spermatozoid.
- Apogami; merupakan pembentukan embrio dari bagian-bagian lain dari kandung lembaga tanpa perkawinan, misalnya antipoda atau sinergid.
- Embrio adventif; merupakan pembentukan embrio dari sel selain kandung lembaga, misalnya dari sel-sel nuselus.
Peristiwa apomiksis menyebabkan poliembroni,
yaitu terdapat lebih dari satuembrio dalam biji, misalnya kita jumpai pada
jeruk (Citrus sp), mangga (Mangifera indica), dan duku (Lansium
domesticum).
BAB II
SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN.
Reproduksi pada Invertebrata
3.1 Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan
secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:
- Membelah diri (pembelahan biner), yaitu pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel baru. Misalnya, terjadi pada Protozoa.
- Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
- Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit. Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
- Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera
- Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang Laut
3.2 Perkembangbiakan seksual
Pada
reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat
terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara
kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
- Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
- Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.
- Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.
Pembiakan
seksual lainnya dapat kita temukan pada:
Hydra
Selain
berkembang biak secara aseksual (bertunas) hydra juga dapat berkembang biak
secara seksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakkan dengan pembentukan
testis dan ovarium , yang terdapat pada satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut
masing-masing menghasilkan spermatozoid daun ovum. Hasil pembuahannya adalah
zigot yang selajutnya akna berkembang menjadi hewan baru.
Cacing
pita
Tubuh
cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada setiap
proglotid terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan
sel sperma. Bila sel telur dan sel sperma sudah masak , maka terjadilah
pembuahan didalam proglotid yang menghasilkan zigot.
Cacing
tanah
Dalam tubuh cacing tanah terdapat
beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut klitelum. Dalam segmen tersebut
terdapat testis yang membentuk spermatozoid, dan ovarium yang membentuk ovum.
Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam satu tubuh, cacing tanah tidak
pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan
mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).
Serangga
Pada beberapa jenis serangga,
misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni yang terdiri atas
ratu yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin, dan pekerja
yang mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam
kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama
ratu hidup. Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut
akan berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja atau prajurit, sedangkan yang
tidak dibuahi (partenogenesis) akan berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja
dan prajurit menjadi mandul (streril) karena pengaruh lingkungan, yaitu kurang
makan.
3.3 Reproduksi pada Vertebrata.
Vertebrata
hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan
antara ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di luar
tubuh maupun di dalam tubuh. Bila terjadi di luar tubuh disebut fertilisasi
eksterna, misalnya pada ikan dan katak. Bila pembuahannya terjadi di dalam
tubuh disebut fertilisasi interna. Misalnya pada reptilia, burung, dan hewan
menyusui.
Perkembangbiakan
pada vertebrata dapat dibedakan diatas:
- Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.
- Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan. Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
- Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan hewan menyusui lainnya.
Ikan.
Ikan
termasuk hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak mempunyai organ perkawinan.
Pembuahan terjadi diluar tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu
menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah
dibuahi selanjutnya ada yang dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang
ditempatkan dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman
dalam air, serta ada pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya
seperti pada mujaer.
Amfibi.
Seperti
pada ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah
dibuahi akan bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas
menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas
dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan
berubah bentuk menjadi katak. Pada umur satu tahun katak telah menjadi dewasa.
Reptilia.
Ada
yang meletakkan telur (ovipar) dan ada pula yang bersifat ovovivipar. Pembuahan
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Telur dilindungi oleh cangkang.
Telur yang dikeluarkan ada yang disembunyikan didalam pasir, di dalam lumpur,
ada yang dierami. Pada kadal telurnya menetas di dalam tubuh (ovovivipar).
Aves.
Fertilisasi
internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur
(ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam
lubang-lubang yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam
pasir. Seekor burung sekali musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja.
Pada burung merpati, sekali musim bertelur mengeluarkan 2 butir telur yang akan
menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio yang berkembang dalam
cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur
tersebut
Mamalia.
Fertilisasi
intemal, karena telah memiliki organ reproduksi sempurna. Kecuali golongan hewan
berparuh bebek (Platypus),
semua hewan menyusui selalu melahirkan (vivipar). Telur mamalia kecil dan
mengandung sedikit cadangan makanan. Embrio mendapat makan dari rahim induknya
melalui plasenta.
DAFTAR KEPUSTAKAAN.