Selasa, 01 Oktober 2013

AGROKLIMATOLOGI

I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar belakang.
iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi factor pembatas produksi pertanian. Karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka, pendekantan terhadap cuaca/iklim agar lebih berdaya guna dalam bidang pertanian, diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat terhadap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.
Dalam pratikum agroklimatologi di stasiun BMKG kota pekanbaru akan di kenalkan berbagai macam alat-alat untuk mengukur iklim/cuaca dengan harapan agar praktikan mengerti cara menggunakan alat tersebut untuk memperoleh hasil yang valid dan akurat.  

B.     Tujuan pratikum.
1.      Untuk memenuhi pratikum mata kuliah agroklimatologi
2.      Untuk mengetahui peranan iklim dan cuaca dalam pertanian, kehidupan manusia juga dalam penerbangan.
3.      Untuk mengetahui cara penggunaan alat-alat meteorology
4.      Untuk mengetahui cara kerja alat-alat meteorology

C.    Kajian pustaka.
a.      Pengertian agroklimatologi.
Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman. Kita akan mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa tinggi, respirasi optimal, transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari ilmu ini adalah bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang dipengaruhi unsur udara dan air.
Pengukuran dan pencatatan tentang iklim dan cuaca yang penting dalam pertanian antara lain: curah hujan (jumlah dan intensitasnya), evaporasi radiasi matahari. (lama penyinaran dan intensitas penyinaran matahari), kelembaban, suhu/temperature (udara dan tanah), dan angin (arah dan kecepatan). Untuk hal itu, dalam stasiun klimatologi bagi pertaman lazimnya mempunyai perlengkapan seperti: shelter, thermometer suhu minimum dan maksimum, thermometer bola basah dan bola kering, termohigrograf, penakar hujan (ombrometer), anemometer, evaporimeter, solarimeter, sunshine duration record, dan thermometer tanah.
b.      Manfaat pratikum.
Mahasiswa dapat menambah wawasan dalam menentukan dan memperbaiki keadaan pertanian serta menambah ilmu pengetahuan dalam mengetahui keadaan iklim/cuaca yang ada di daerah maupun di Indonesia.
c.       Waktu dan tempat.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 januari 2013 bertempat di stasiun BMKG simpang tiga kota pekanbaru.
d.      Metode penelitian.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara turun langsung ke tempat alat- alat meteorologi diletakkan atau disebut pos Klimatologi, dan dilakukan pengenalan alat serta fungsi-fungsinya oleh pemandu dari BMG, selanjutnya dilakukan dialog atau tanya jawab seputar proses kerja alat hingga penyajian data di BMG.


I.                   PEMBAHASAN

A.    Alat-alat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Simpang Tiga Kota Pekanbaru.
Ada beberapa alat yang terdapat di pos BMKG simpangtiga kota pekanbaru diantaranya adalah :
1.      Campbell stokes (Pengamatan Lamanya Penyinaran Matahari)
Pengamatan lamanya Penyinaran Matahari menggunakan alat yang dinamakan Sun Shine Recorder type Campbell Stokes. Alat ini berupa bola kaca dan dibawahnya tepat di titik api dipasangi kertas yang sudah ada skala jamnya. Pada waktu ada sinar Matahari titik api akan memanasi kertas tadi hingga membuat jejak gosong yang memanjang. Jejak gosong tersebut menunjukan lama penyinaran Matahari atau jumlah-waktu sinar Matahari sampai ke permukaan karena tidak terhalang oleh partikel/benda Lain seperti awan dan lain sebagainya.
spesifikasi
Mengukur elemen : Cut kaca bola, membakar kaca, prinsip optik
Rentang aplikasi
: Di utara dan selatan zona khatulistiwa antara 0-40 ° (240-1071-L) atau 25-60 ° (240-1070-L).
Perumahan : bahan non-korosi, RAL 5009 (biru) / hitam,tingkat circularspirit terpadu pada pelat dasar,dengan mounting plate tambahan
Dimensi
: Sekitar 200 x 180 x 250 mm
Berat: Sekitar 5.7 kg


2.      Penakar Hujan Hilman
Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang mana datanya sangat penting diperoleh untuk kepentingan BMG dan masyarakat yang memerlukan data curah hujan tersebut.Hujan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia,karena dapat memperlancar atau malah menghambat kegiatan manusia.Oleh karena itu kualitas data curah hujan yang didapat haruslah bermutu;memiliki keakuratan yang tinggi.Maka seorang observer / pengamat haruslah mengetahui tentang alat penakar hujan yang dipakai di stasiun pengamat secara baik. Salah satu alat penakar hujan yang sering dipakai ialah Penakar hujan jenis hellman.
Pemasangan alat ini sama seperti penakar hujan lainnya,bertujuan mendapatkan data jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat tertentu.Jenis penakar hujan ini berbentuk silinderdengan tingi 115 cm serta luas permukaan corong 200 cm² serta berat alat ini ± 14 Kg. seluruh bagian luar alat ini dicat warna hijau muda atau abu- abu. Pada umumnya penakar hujan jenis Hellman yang dipakai di BMG yaitu Rain Fues yang di impor dari Jerman. Tetapi Penakar hujan jenis Hellman ini ada juga yang dibuat didalam negeri. Pada bagian depan alat ini terdapat sebuah pintu dalam keadaan tertutup.


3.      Teodolid (Teropong).
      Fungsi alat ini adalah untuk mencari kecepatan dan arah angin dilapisan atas. Cara kerjanya dengan menggunakan balon yang berukuran besar.
4.      Sangkar Meteorologi.
Terbuat dari kayu yang baik (jati/ulin) sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih agar tidak banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian 120 cm di atas tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya. Sangkar. Sangkar dipasang kuat berpondasi beton sehingga tidak dapat bergerak atau bergoyang jika angin kencang, selain itu agar sangkar tidak mudah dimakan rayap. Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang/kisi. Lubang/kisi itu memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu membuka/ menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari berada pada belahan bumi selatan, pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya
      Dalam sangkar meteorology ini terdapat 2 alat pengukur, yaitu :
Ø  Alat pengukur temperatur bola basah dan bola kering
Alat ini disebut Psychrometer terdiri dari 2 buah Thermometer air raksa yaitu Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah. Thermometer bola basah adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik embun.


 








Ø  Termometer maksimum dan termometer minimum
Termometer maksimum di amati setiap jam 7 malam, sementara termometer minimun di amati setiap jam 7 pagi.


 






 



5.      Aktinograf.
      Fungsinya untuk mencatat radiasi matahari. Prinsip kerjanya menggunakan logam hitam.
6.      Anemometer.
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.
Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencatat yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat akan dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort.
Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka.
7.      Penakar Hujan OBS.
      Penakar hujan OBS ini cara kerjanya menggunakan gelas ukur 25 ml.
8.      Panci Penguapan.
            Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 WIB. Selisih tinggi air sekarang dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang karena menguap dengan kondisi : suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan thermometer apung, kecepatan angin rata-rata di permukaan air seperti yang ditunjukan Cup Counter Anemometer.
           
9.      Barometer.
Alat ini untuk mengukur tekanan udara. Satuannya Milibar (mb). Tabung berisi air raksa. Dilengkapi termometer untuk mengetahu suhu udara dalam ruangan. Alat ini tidak terkena sinar matahari dan angin langsung dipasang tegak lurus.
Pada dinding kuat. Tinggi benjana satu meter dari lantai. Ari raksa. Dilengkapi thermometer untuk mengetahui suhu udara dalam ruangan. Alat ini tidak boleh terkena sinar matahari dan angin langsung dipasang tegak lurus. Pada dinding yang kuat. Tinggi bejana satu meter dari lantai.











I.                   PENUTUP
a.      Kesimpulan.

Ø  Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada saerah yang alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas.
Ø  Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi.
Ø  Sangkar cuaca digunakan dengan maksud agar pengukuran suhu tidak terkena langsung sinar matahari tetapi sirkulasi udara masih lancar, sehingga sangkar cuaca dibuat sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan pengukuran
Ø  Terbuat dari kayu yang baik (jati/ulin) sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih agar tidak banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian 120 cm di atas tanah berumput pendek.
Ø Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit)